Laga 16 besar Liga Champions leg pertama menyisakan dua partai.
Marseille menjamu Inter Milan serta duel Basel kontra Bayern Munich.
Laga
melawan Marseille di Stade Velodrome bisa menjadi ajang pertaruhan bagi
pelatih Claudio Ranieri yang posisinya tengah terancam. Kubu Inter
mengisyaratkan laga Liga Champions melawan Olympique Marseille sebagai
pertaruhan nasib pelatih berjuluk di Tinkerman itu.
"Branca juga
menghubungi agen Ranieri, Beppe Bozzo. Moratti mengancam jika Inter
kembali kalah telak di Liga Champions dari Olympique Marseille, pekan
ini, maka karir Ranieri akan berakhir," bunyi tulisan di Mediaset.
Jika gagal, kubu Inter telah menyiapkan pelatih sementara (caretaker).
Beppe Baresi akan mengambil alih posisi Ranieri dan sebagai asistennya
ditunjuk Luis Figo. Rencana kembalinya Marco Materazzi di tim
kepelatihan Inter juga sedang dalam pertimbangan.
Selain
pertaruhan Ranieri, laga ini juga bisa menjadi kesempatan terakhir
Nerazzurri untuk meraih gelar setelah tersingkir di Coppa Italia dan
harus terseok-seok di ajang Serie A. Kekalahan telak 0-3 dari Bologna
akhir pekan lalu jadi yang kelima dalam enam laga terakhir Inter.
Nerazzurri kini harus turun ke posisi 7 dengan 36 poin dari 24 laga.
Hal
ini juga diakui oleh kapten Inter Milan, Javier Zanetti. Ia bertekad
memupus tren negatif Inter yang selalu gagal meraih kemenangan dalam 5
pertandingan terakhir Serie A.
“Untuk Liga Champions, kami
memiliki pertandingan penting di depan. Kemudian kami akan kembali
berjuang di liga di mana ada beberapa tim yang berebut untuk tempat
ketiga, dan kami berharap menjadi di antara mereka,” tutur Zanetti
seperti dilansir situs resmi Inter Milan.
“Kami sadar kami
melalui fase buruk, namun kami ingin berdiri bersama dan mengatasinya
sehingga kami bisa berkonsentrasi untuk pertandingan Liga Champions,”
lanjut pemain 38 tahun itu.
Namun, Marseille jelas tak bisa
dipandang sebelah mata. Klub yang kini menempati posisi keempat Liga
Prancis ini memiliki kenangan bagus saat menghadapi Inter, tepatnya pada
pada perempat final Piala UEFA 2003-04. Saat itu, Marseille yang masih
diperkuat Didier Drogba meraih dua kali kemenangan dengan skor 1-0 dan
sukses menyingkirkan Nerazzurri.
Pelatih Marseille, Didier
Deschamps menaruh kewaspadaan tinggi pada calon lawannya itu. Secara
khusus ia datang ke Giuseppe Meazza saat laga Inter melawan Bologna
akhir pekan lalu.
"Menyaksikan pertandingan secara langsung
selalu terasa lebih baik." kata Deschamps kepada Sky Sport Italia. "Saya
melihat beberapa laga terakhir Inter di televisi, tapi sekarang saya
perlu melihat tindak-tanduk mereka dengan mata kepala sendiri,"
sambungnya.
"Inter punya masalah di beberapa putaran terakhir dan
sekarang saya pikir Scudetto hanya fatamorgana buat mereka. Namun, pada
Kamis nanti saya berharap melihat Inter yang berbeda di Marseille, tim
yang bersemangat dan berjuang keras untuk meraih hasil terbaik," tutup
Deschamps
Inter milan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar