Your Visitor to

Rabu, 18 Mei 2011

Falcao Bawa Porto Juara

Falcao (Yahoo! News/AFP/Francisco Leong)
Radamel Falcao membawa Porto menjuarai Liga Europa setelah striker asal Kolumbia itu mencetak satu gol yang luar biasa untuk membawa klubnya mengalahkan Braga 1-0 dalam pertandingan final antar dua klub Portugal di Dublin, Kamis (19/5) dini hari WIB.

Klub yang dilatih André Villas-Boas itu datang ke Stadion Aviva setelah dinobatkan sebagai juara liga Portugal, dan sebuah aksi heroik Falcao membuat kehebatan mereka di liga domestik semakin meyakinkan karena mereka juga berhasil menjadi penguasa turnamen sepak bola tingkat Eropa.

Adalah satu sundulan keras Falcao hanya beberapa saat sebelum berakhirnya babak pertama, yang terbukti menjadi momen paling menentukan dalam pertandingan itu. Gol tersebut sekaligus membuatnya berhasil memecahkan rekor Jürgen Klinsmann sebagai pencetak gol terbanyak liga antar klub negara-negara Eropa itu.

Ketika nama Falcao telah tertoreh dalam buku sejarah turnamen itu, kemenangan Porto di kancah Liga Europa juga merupakan awal karir yang lebih cemerlang bagi pelatihnya Villas-Boas.

Di umurnya yang baru 33 tahun, nama Villas-Boas sekarang tercatat sebagai pelatih termuda yang pernah menjuarai kompetisi klub UEFA. Dan kehebatnya bahkan telah melampaui prestasi luar biasa mentornya, José Mourinho --pelatih terakhir Porto ketika menjuarai turnamen ini pada 2003 sewaktu Villas-Boas ditugaskan untuk melatih tim latih tanding klub itu.

Sejak mengambil alih kursi kepelatihan Porto tahun lalu, Villas-Boas telah membuktikan kehebatannya sebagai pelatih yang mampu membawa klubnya melesat bak meteor, apalagi Porto diperkirakan akan dapat meraih tiga gelar musim ini apabila mereka dapat mengalahkan Vitória de Guimarães di final Piala Portugal, Minggu (22/5).

Villas-Boas tengah dipinang oleh beberapa klub terbesar Eropa dan untuk itu Porto harus siap-siap melepas pelatih hebatnya itu kepada klub raksasa seperti Chelsea, Juventus atau Roma yang telah mengajukan penawaran.

Braga yang harus puas di posisi runner-up Liga Europa musim ini menyelesaikan turnamen itu dengan poin 38 di bawah Porto yang menjuarai liga tanpa pernah kalah dan dengan jumlah poin yang memecahkan rekor.

Namun meski berstatus underdog klub yang dilatih Domingos Paciência itu terbukti merupakan penakluk klub-klub elit Eropa seperti Celtic, Sevilla, Arsenal, Liverpool, dan Benfica, dan pada babak final Eropa mereka yang pertama itu Braga tampil dengan rasa percaya diri yang tidak kalah tinggi dari klub senegara mereka itu.

Hal itu terlihat ketika Braga hampir dapat menciptakan gol hanya beberapa saat setelah peluit tanda dimulainya pertandingan ditiup wasit ketika Custódio berhasil lolos dari perangkap offside untuk menyambut umpan sundulan Silvio untuk kemudian melepaskan tembakan yang meleset di samping gawang Helton.

Tidak seperti gaya permainan penuh taktik ketika mereka berhasil menjadi juara Eropa sewaktu dilatih Mourinho, Porto yang dilatih Villas-Boas bermain dengan gaya terus menyerang dan itu terbukti ketika Hulk hampir membawa mereka memimpin melalui satu serangan tunggal yang berbahaya.

Hulk dengan cerdik menghindar dari sergapan tekel pemain lawan dari sayap kiri untuk kemudian meluncur deras ke dalam kotak penalti dan mengecoh Paulo César untuk kemudian melancarkan tendangan keras ke arah gawang Braga yang dijaga oleh Moraes, namun tendangannya itu meleset dari mulut gawang.

Meski Porto telah menjebloskan 130 gol dalam 52 pertandingan di seluruh kompetisi yang diikutinya, namun hadangan tanpa kompromi dari tiga bek Braga Hulk, Falcao, dan Silvestre Varela, membuat para pemain Porto menemui jalan buntuk dan kesulitan untuk menembus daerah pertahanan Braga.

Namun pada menit ke-44, Fredy Guarín menjadi pemecah kebuntuan tersebut ketika pemain sayap itu mencoba menusuk ke dalam kotak penalti dari sisi kanan sebelum melayangkan umpan manis menyilang ke arah mulut gawang Braga yang segera disambut oleh Falcao yang lepas dari kawalan Paulão dengan sebuah sundulan keras yang bersarang di gawang Artur.

Gol Falcao itu merupakan golnya yang ke-18 di kancah Liga Europa musim ini.

Paciência merespon dengan mengirim Kaká dan Mossoró di babak kedua dan perubahan itu hampir dengan segera membuahkan hasilnya hanya 40 detik setelah dimulainya babak kedua itu.

Ketika Rolando tengah mengontrol bola di luar daerah penaltinya sendiri, Mossoró berhasil merebut bola itu dan langsung melakukan serangan ke arah gawang. Namun meski tinggal berhadapan dengan kiper Helton, Mossoró terlalu terburu-buru dalam melancarkan tendangan pamungkas sehingga sempat terbaca oleh Helton yang kemudian memblok bola dengan kakinya.

Kesempatan emas itu adalah satu-satunya yang dimiliki Braga di babak kedua untuk menyamakan kedudukan, sebab setelah itu Porto tidak lagi memberi mereka kesempatan untuk menyerang karena mereka harus meladeni serangan-serangan Porto sepanjang babak kedua itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar