Usai mengantarkan gelar treble bagi Inter di akhir musim 2009-10, Jose Mourinho memutuskan hijrah ke Real Madrid. Benitez menjadi suksesor pelatih berkebangsaan Portugal tersebut, namun gagal memberi hasil memuaskan.
Tak lebih dari enam bulan melatih, Benitez dipecat dan tempatnya digantikan mantan allenatore AC Milan, Leonardo Araujo. Namun di akhir musim lalu, Leo hengkang dan memilih untuk menerima tawaran Paris Saint-Germain sebagai direktur olahraga.
Tepatnya 24 Juni 2011, Inter memilih Gasperini sebagai pelatih anyar di awal musim ini. Lagi-lagi, Gasperini mengecewakan Presiden I Nerazzurri Massimo Moratti karena gagal mengantarkan kemenangan dalam lima laga awal musim Serie A.
Gasperini pun dipecat, pada 21 September lalu dan kini posisinya digantikan Claudio Ranieri. Kendati sama-sama mengalami pemecatan, Gasperini enggan disetarakan dengan Benitez.
“Saya rasa tidak demikian karena dia (Benitez) punya masalah di ruang ganti dan tidak bisa menjaga hubungan baik dengan orang lain,” kilahnya seperti dilansir Football Italia, Senin 10 Oktober 2011.
“Para pemain selalu memberi dukungan saat saya dibuang. Saya tidak bisa menyalahkan atas upaya yang sudah mereka lakukan. Untuk itu, saya selalu berterima kasih pada mereka,” jelas mantan allenatore Genoa tersebut.
Kepergian Gasperini seakan mengakhiri paceklik kemenangan Inter. Ranieri sukses melakoni debutnya dengan mengantarkan Javier Zanetti dan kawan-kawan mengalahkan Bologna 3-1 di kancah Serie A, serta menundukkan CSKA Moskow 3-2 di pentas Champions League.
Namun, dua kekalahan beruntun kembali didapat Inter di Giuseppe Meazza, saat menjamu Napoli (0-3) di laga Serie A, dan ketika dibungkam Lugano 0-2 di laga persahabatan, Sabtu 8 Oktober 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar