Your Visitor to

Rabu, 02 November 2011

Bermimpi Main di Arsenal


Rangga Pratama dan Nazarul Fahmi tentu tidak menyangka mereka bakal dipilih mengikuti ujian masuk akademi sepak bola milik klub Liga Primer Inggris, Arsenal. Kepastian itu disampaikan oleh Renny Fernandez yang mewakili Tunas Garuda, tim yang menaungi kedua pemain itu.

"Saya ingin belebaran (Idul Adha) di rumah. Tapi orang tua akhirnya mengizinkan saya," kata Rangga setelah menelepon ibunya di Palembang dari Bandara Heathrow, London.

Fahmi juga mengaku kaget ketika ditahan oleh Arsenal Development School. Ia pun langsung mengontak ibundanya. "Beliau (ibu) menangis saat tahu saya diminta bertahan di Arsenal," kata pemain bertubuh mungil dan lincah itu.

Rangga yang berposisi sebagai kiper dan Fahmi, posisi striker, akan menjalani latihan dua sampai enam pekan ke depan. “Sekarang biaya akomodasi Fahmi, Rangga menjadi tanggungan pihak Arsenal. karena kemarin di kabari jam 10.30 wktu London, mereka stay dulu d rmh pelatih Arsenal,” klaim Renny, wakil Tunas Garuda, dalam kicauannya di situs microblogging Twitter, Ahad, 30 Oktober 2011.

Joko, Humas Tunas Garuda, mengatakan Rangga dan Fahmi sempat berada dalam pesawat menuju ke Jakarta di Bandara Heathrow London ketika pihak Arsenal mengontak agar kembali mengikuti latihan.

Kemampuan apik Rangga dan Fahmi, menurut Joko, yang membuat Arsenal kepincut. “Rangga sempat beberapa kali melakukan penyelamatan tendangan dari pemain Wycombe saat eksibisi. Fahmi assist-assist-nya bagus, tendangan ke gawang lawan bagus,” ucap Joko.

Tunas Garuda dibentuk oleh Partai Demokrat. Tim mengirim 15 pemain ke London untuk melakukan pertandingan dengan Arsenal Junior. Tim mengalami kekalahan 1-2 oleh Arsenal U-17 dan menang 3-1 dari Arsenal U-15. Mereka juga pernah berduel dengan dua tim lokal, Wycombe Wanderers dan Brighton & Hove Albion.

Sisa pemain yang tidak ikut seleksi di Arsenal akan bertemu dengan Menpora Andi Mallarangeng besok. Dalam pertemuan itu akan dibahas nasib para pemain muda masa depan merah putih tersebut.

Terlepas apakah itu program pembinaan itu dibiayai oleh partai politik atau bukan, namun peluang yang diperoleh Rangga dan Fahmi patut diacungi jempol. Apalagi, kondisi sepak bola di tanah air belum juga membaik. Setelah gonjang-ganjing menumbangkan rezim Nurdin Halid, kisruh di tubuh PSSI belum juga berakhir.

Kompetisi professional yang diramu ulang tidak memuaskan semua pihak, baik dari kubu Liga Primer Indonesia atau Liga Super Indonesia. Apalagi, prestasi tim senior juga tidak membanggakan. Sempat berhasil lolos ke babak kualifikasi Piala Dunia 2014, namun sekarang hanya menempati posisi buncit di klasemen karena kalah bersaing dari Iran, Qatar, dan Bahrain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar